PENGARUH
ENZIM DALAM PANGAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Enzim merupakan senyawa berstruktur protein yang dapat berfungsi sebagai
katalisator dan dikenal sebagai biokatalisator. Enzim berperan sebagai
katalisator yang mengkatalisis reaksi-reaksi kimia yang terjadi dalam sistem
biologis. Enzim dapat mengkatalisis sebuah reaksi seperti katalisator biasa,
dan juga enzim tidak ikut bereaksi atau pun terurai menjadi produk reaksi.
Tanpa adanya enzim, kehidupan yang kita kenal tidak mungkin ada. Sebagai
biokatalisator yang mengatur semua kecepatan semua proses fisiologis, enzim
memegang peranan utama dalam kesehatan dan penyakit. .
Meskipun dalam keadaan sehat semua proses fisiologis akan berlangsung dengan
cara yang tersusun serta teratur sementara homeostasis akan dipertahankan,
namun keadaan homeostasis dapat mengalami gangguan yang berat dalam keadaan
patologis.
Secara praktis, enzim banyak digunakan di berbagai bidang kegiatan. Produk yang
dihasilkan oleh enzim sangat spesifik sehingga dapat diperhitungkan dengan
mudah.
Enzim menjadi primadona industri saat ini dan di masa yang akan datang karena
melalui penggunaannya, energi dapat dihemat dan akrab dengan lingkungan. Saat
ini penggunaan enzim dalam industri makanan dan minuman, industri tekstil, industri
kulit dan kertas di Indonesia semakin meningkat.
BAB II
PEMBAHASAN
I. Enzim dan Katalis
Enzim adalah protein yang berfungsi sebagai katalisator untuk reaksi-reaksi
kimia didalam sistem biologi. Katalisator mempercepat reaksi kimia. Walaupun
katalisator ikut serta dalam reaksi, ia kembali ke keadaan semula bila reeaksi
telah selesai. Enzim adalah katalisator protein untuk reaksi-reaksi kimia pasa
sistem biologi. sebagian besar reaksi tersebut tidak dikatalis oleh enzim.
Berbeda dengan katalisator nonprotein (H+, OH-, atau ion-ion logam), tiap-tiap
enzim mengkatalisis sejumlah kecil reaksi, kerapkali hanya satu. Jadi enzim
adalah katalisator yang reaksi-spesifik karena semua reaksi biokimia perlu
dikatalis oleh enzim, harus terdapat banyak jenis enzim. Sebenarnya untuk
hampir setiap senyawa organik, terdapat satu enzim pada beberapa organisme
hidup yang mampu bereaksi dengan dan mengkatalisis beberapa perubahan kimia.
Walaupun aktivitas katalik enzim dahulu diduga hanya diperlihatkan oleh sel-sel
yang utuh (karena itu istilah en-zyme, yaitu, “dalam ragi”), sebagian besar
enzim dapat diekstraksi dari sel tanpa kehilangan aktivitas biologik
(katalik)nya. Oleh karena itu, enzim dapt diselidiki diluar sel hidup. Ekstrak
yang mengandung enzim dipakai pada penyelidikan reaksi-reaksi metabolik dan
pengaturanya, struktur dan mekanisme kerja enzim dan malahan sebagai
katalisator dalam industri pada sintetis senyawa-senyawa yang biologis aktif
seperti hormon dan obat-obatan. Karena kadar enzim serum manusia pada keadaan
patologik tertentu dapat mengalami perubahan yang nyata, pemerikasaan kadar
enzim serum merupakan suatu alay diagnostik yang penting bagi dokter.
II. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan Reaksi Enzim
Perubahan suhu dan pH mempunyai pengaruh besar terhadap kerja enzim. Kecepatan
reaksi enzim juga dipengaruhi oleh konsentrasi enzim dan konsentrasi substrat.
Pengaruh aktivator, inhibitor, koenzim dan konsentrasi elektrolit dalam
beberapa keadaan juga merupakan faktor-faktor yang penting. Hasil rekasi enzim
juga dapat menghambat kecepatan reaksi.
1. Pengaruh Suhu
Suhu rendah yang memdekati titik beku biasanya tidak merusak enzim. Pada suhu
dimana enzim masih aktif, kenaikan suhu sebanyak 10OC, menyebabkan keaktifan
menjadi 2 kali lebih besar (Q10=2). Pada suhu optimum reaksi berlangsung paling
cepat. Bila suhu dinaikan terus, maka jumlah enzim yang aktif akan berkurang
karena mengalami denaturasi. Enzim didalam tubuh manusia memiliki suhu optimum
sekitar 37oC. Enzim organismemikro yang hidup dalam lingkungan dengan suhu
tinggi mempunyai suhu optimum yang tinggi.
Sebagian besar enzim menjadi tidak aktif pada pemanasan sampai + 60oC. Ini
disebabkan karena proses denaturasi enzim. Dalam beberapa keadaan, jika
pemanaasan dihentikan dan enzim didinginkan kembali aktivitasnya akan pulih.
Hal ini disebabkan oleh karena proses denaturasi masih reversible. pH dan
zat-zat pelindung dapat mempengaruhi denaturasi pada pemanasan ini.
2. Pengaruh pH
Bila aktivitas enzim diukur pada pH yang berlainan, maka sebagian besar enzim
didalam tubuh akan menunjukan aktivitas optimum antara pH 5,0-9,0, kecuali
beberapa enzim misalnya pepsin(pH optimum = 2). Ini disebabkan oleh :
Pada pH rendah atau tingi, enzim akan mengalami denaturasi.
Pada Ph rendah atau tinggi, enzim maupun substrat dapat mengalami perubahan
muatan listrik dengan akibat perubahan aktivitas enzim.
Misalnya suatu reaksi enzim dapat berjalan bila enzim tadi bermuatan negatif
(Enz-) dan substratnya bermuatan positif (SH+) :
EnzSH®Enz-
+ SH+
Pada Ph rendah Enz- akan bereaksi dengan H+ menjadi enzim yang tidak bermuatan.
Enz-H®Enz-
+ H+
Demikian pula pada Ph tinggi, SH+ yang dapat bereaksi dengan Enz-, maka pada Ph
yang eroxid rendah atau tiggikonsentrasi efektif SH+ dan enz akan berkurang,
karena itu kecepatan reaksinya juga berkurang.
3. Pengaruh Konsentrasi Enzim
Kecepatan rekasi enzim (v) berbanding lurus dengan konsentrasi enzim [Enz].
Makin besar jumlah enzim makin cepat reaksinya (Lihat pada gambar). Dalam
reaksinya Enz akan mengadakan ikatan dengan substrat S dan membentuk kompleks
enzim-substrat, Enzs. EnzS ini akan dipecah menjadi hasil reaksi P dan enzim
bebas Enz.
Makin banyak Enz terbentuk, makin cepat reaksi ini berlangsung. Ini terjadi
sampai batas tertentu.
4. Pengaruh Konsentrasi Substrat
Bila konsentrasi substrat (S) bertambah, sedangkan keadaan lainya tetap sama,
kecepatan reaksi juga akan meningkat sampai suatu batas maksimum V. Pada titik
maksimum ini enzim telah jenuh dengan eroxide.
Pada titik-titik A dan B belum semua enzim bereaksi dengan eroxide, maka pada A
dan B penambahan eroxide S akan menyebabkan jumlah EnzS bertambah dan kecepatan
reaksi v akan bertambah, sesuai dengan penambahan S.
Pada titik C semua enzim telah bereaksi denagn eroxide, sehingga penambahan S
tidak akan menambah kecepatan reaksi, karena tidak ada lagi enzim bebas.
Pada titik B kecepatan reaksi tepat setengah kecepatan maksimum. Konsentrasi
eroxide yang menghasilkan setengah kecepatan maksimum dinamakan harga Km atau
konstanta Michaelis.
5. Pengaruh Faktor-Faktor Lain
Enzim dapat dirusak dengan pengocokan, penyinaran ultraviolet dan sinar-x,
sinar-β dan sinar-γ. Untuk sebagian ini disebabkan karena oxidasi oleh eroxide
yang dibentuk pada penyinaran tersebut. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh
adanya inhibitor seperti obata-obatan dan sebagainya
III. Keterlibatan Enzim dalam Bahan Pangan dan Mekanismenya
Enzim di alam telah digunakan sejak zaman dahulu untuk memproduksi
produk-produk makanan, seperti keju, bir dan cuka. Berkembangnya proses
fermentasi selama beberapa abad terakhir memungkinkan untuk produksi enzim
semakin dimurnikan, baik persiapan skala kecil maupun skala besar. Aplikasi
enzim dalam industri makanan sangat banyak dan beragam, umumnya untuk semua
aplikasi makanan.
Enzim bekerja dengan mengurangi energi aktivasi dari substrat tertentu.
Mekanisme kerja enzim yaitu dengan terikat sementara ke substrat untuk
membentuk sebuah kompleks enzim-substrat yang lebih tidak stabil dibanding
substrat jika berdiri sendiri. Ini menyebabkan substrat mudah bereaksi. Dengan
demikian substrat tereksitasi ke tingkat energi lebih rendah dengan membentuk
produk-produk reaksi yang baru. Selama berlangsungnya reaksi, enzim dilepaskan
dalam keadaan tidak berubah. Pelepasan enzim tetap utuh sehingga bisa terus
bereaksi dan menyebabkan enzim tetap efektif meski dalam jumlah yang sangat
kecil.
Kegiatan enzim dapat berlangsung dengan baik jika kondisi lingkungannya
mendukung. Hal-hal yang mempengaruhi kerja enzim antara lain:
1) Temperatur
Kegiatan enzim akan meningkat bila suhu dinaikkan hingga 145o F, selanjutnya
diatas suhu tersebut kegiatan enzim akan menurun sehingga akhirnya berhenti
bekerja.
2) Ph
Pada bahan yang bersifat asam yaitu antara Ph 4,6 - 4,8 akan terbentuk maltose
dalam jumlah besar.
3) Jangka waktu
Jangka waktu juga memegang peranan penting terhadap kegiatan enzim, makin lama
enzim bereaksi dalam suatu bahan makin banyak produksi yang dapat dicapai,
sehingga enzim akan terus bekerja selama ada bahan tempat enzim tersebut
bereaksi.
Dalam industri makanan atau minuman enzim banyak digunakan untuk menghasilkan
atau meningkatkan kualitas dan keanekaragaman produk. Beberapa contoh produk
yang memanfaatkan enzim antara lain keju, yoghurt, dan lain sebagainya
(Philips, 2009). Industri makanan menggunakan enzim telah banyak dikembangkan
oleh para ahli dengan memanfaatkan sifat-sifat yang dimiliki oleh enzim. Sifat
penting enzim dalam bidang pangan yang mendukung antara lain:
1) Dalam buah dan sayuran yang masih berada pada pohonnya, enzim mengendalikan
reaksi-reaksi yang terkait dengan pematangan.
2) Setelah dipanen, selama dilakukan dengan panas, zat kimia, atau dengan
cara-cara lain, enzim terus melanjutkan proses pematangan, pada banyak kasus
sampai pada titik pembusukan, seperti buah melon yang lunak dan pisang yang
terlewat masak
3) Enzim memasuki banyak reaksi biokimia dalam makanan, sehingga bertanggung
jawab dalam perubahan rasa, warna, tekstur, dan sifat-sifat gizi
4) Proses pemanasan dalam produksi makanan dirancang tidak hanya untuk menghancurkan
mikroorganisme tetapi juga untuk menonaktifkan enzim-enzim makanan sehingga
menambah stabilitas penyimpanan makanan.
5) Ketika mikroorganisme ditambahkan ke dalam makanan untuk tujuan fermentasi,
agen-agen penting adalah enzim-enzim yang dihasilkan oleh
mikroorganisme-mikroorganisme tersebut.
6) Enzim-enzim juga bisa diekstrak dari material-material biologis dan
dimurnikan sampai tingkat kemurnian tinggi. Preparasi enzim komersial seperti
ini bisa ditambahkan ke dalam makanan untuk mengurai starch, melunakkan daging,
menjernihkan anggur, mengkoagulasi protein susu, dan menghasilkan berbagai
perubahan yang diinginkan lainnya.
Dalam segmen bioteknologi tradisional dan skala kecil, seperti berbagai
industri makanan tingkat rumah tangga, pengetahuan empiris tentang enzim
diwariskan secara turun-temurun dan biasanya bercampur dengan pengetahuan
tentang penggunaan praktis mikroorganisme, yang secara umum dinamai ragi.
Manfaat enzim dalam peragian adalah:
1) Dari bahan tepung dan sirup malt, enzim diastase berguna mencairkan pati,
dan mengubah pati cair menjadi gula malt (jelai).
2) Dari bahan tepung dan sirup malt, enzim protease berguna melembutkan gluten
sehingga adonan roti dapat mengembang.
3) Dari sumber ragi, enzim invertase dapat mengubah gula tebu menjadi gula
campuran (invert sugar).
4) Dari sumber ragi, enzim maltase dapat mengubah gula malt menjadi gula
dekstrose.
5) Dari sumber ragi, enzim zymase dapat mengubah gula campuran dan gula
dektrose menjadi gas karbondioksida yang mengembangkan adonan dan alkohol yang
hilang dari dalam roti selama proses pembakaran atau oven.
IV. Enzim dalam Industri Makanan dan Minuman
Dalam bidang bioteknologi enzim merupakan salah satu produk yang banyak
digunakan atau diaplikasikan untuk keperluan industri seperti industri makanan,
minuman, farmasi, kosmetik dan lain sebagainya. Beberapa contoh jenis enzim
yang umum dan banyak digunakan dalam industri makanan dan minuman antara lain :
1) Rennet
Rennet adalah enzim yang digunakan dalam proses pembuatan keju (cheese) yang
terbuat dari bahan dasar susu. Susu adalah cairan yeng tersusun atas protein
yang terutama kasein yang dapat mempertahankan bentuk cairnya. Rennet merupakan
kelompok enzim protease yang ditambahkan pada susu pada saat proses pembuatan
keju. Rennet berperan untuk menghidrolisis kasein terutama kappa kasein yang
berfungsi mempertahankan susu dari pembekuan. Enzim yang paling umum yang
diisolasi dari rennet adalah chymosin.
Chymosin dapat diisolasi dari beberapa jenis binatang, mikroba atau sayuran.
Chymosin yang berasal dari mikroorganisme lokal atau asli yang belum mendapat
rekayasa genetik dalam aplikasi pembuatan keju atau cheddar kadang-kadang
menjadi kurang efektif.
2) Laktase
Laktase adalah enzim likosida hidrolase yang berfungsi untuk memecah laktosa
menjadi gula penyusunnya yaitu glukosa dan galaktosa. Tanpa suplai atau
produksi enzim laktase yang cukup dalam usus halus, akan menyebabkan terjadinya
lactose intolerant yang mengakibatkan rasa tidak nyaman diperut (seperti kram,
banyak buang gas, atau diare) dalam saluran cerna selama proses pencernaan
produk-produk susu. Secara komersial laktase digunakan untuk menyiapkan
produk-produk bebas laktosa seperti susu. Ini juga dapat digunakan untuk
membuat es krim dalam pembuatan cream dan rasa produk yang lebih manis. Laktase
biasanya diisolasi dari yeast (Kluyveromyces sp.) dan fungi (Aspergillus sp.).
3) Katalase
Katalase adalah enzim yang dapat diperoleh dari hati sapi (bovine livers) atau
sumber mikrobial. Katalase digunakan untuk mengubah hidrogen peroksida menjadi
air dan molekul oksigen.
H2O2 + H2O2 2H2O + O2
Enzim ini digunakan secara terbatas pada proses produksi keju. Hidrogen
peroksida selain digunakan sebagai agen bleaching atau pemutih di industri
kertas atau tekstil, juga digunakan untuk melindungi buah dan sayuran segar
dari bakteri patogen seperti Salmonella atau E.coli, pasteurisasi produk susu,
ataupun digunakan dalam sterilisasi karton pembungkus jus atau susu segar
sehingga tak perlu pendinginan.
4) Lipase
Lipase digunakan untuk memecah atau menghidrolisis lemak susu dan memberikan
flavour keju yang khas. Flavour dihasilkan karena adanya asam lemak bebas yang
diproduksi ketika lemak susu dihidrolisis. Selain pada industri pengolahan susu
Lipase juga digunakan pada industri lainnya.
Mikroba penghasil lipase antara lain adalah Pseudomonas aeruginosa, Serratia
marcescens, Staphylocococcus aureus dan Bacillus subtilis. Enzim lipase ini
digunakan sebagai biokatalis untuk memproduksi asam lemak bebas, gliserol,
berbagai ester, sebagian gliserida, dan lemak yang dimodifikasi atau
diesterifikasi dari substrat yang murah, seperti minyak kelapa sawit.
Produk-produk tersebut secara luas digunakan dalam industri farmasi, kimia dan
makanan.
Di samping itu, enzim lipase dapat digunakan untuk menghasilkan emulsifier,
surfaktant, mentega, coklat tiruan. Aplikasi enzim lipase untuk sintesis
senyawa organik semakin banyak dikembangkan, terutama karena reaksi menggunakan
enzim bersifat regioselektif dan enansioselektif. Aktifitas katalitik dan selektivitas
enzim tergantung dari struktur substrat, kondisi reaksi, jenis pelarut, dan
penggunaan air dalam media. Contohnya biosintesis senyawa pentanol, hexanol
& benzyl alkohol ester, serta biosintesis senyawa terpene ester menggunakan
enzim lipase yang berasal dari Candida antartica dan Mucor miehei. Sampai saat
ini lipase yang banyak digunakan untuk keperluan reaksi sintesis adalah lipase
komersial dari Rhizomucor miehei dan Pseudomonas sp.
5) Protease
Protease adalah enzim yang berfungsi untuk menghidrolisis ikatan peptida dari
senyawa-senyawa protein dan diurai menjadi senyawa lain yang lebih sederhana
(asam amino). Protease yang dipakai secara komersial seperti serine, protease,
dan metalloprotease biasanya berasal dari Bacillus subtilis yang mempunyai
kemampuan produksi dan sekresi enzim yang tinggi.
Enzim protease berfungsi melembekkan, melembutkan atau menurunkan gluten yang
membentuk protein. Contoh protease yang dapat dimanfaatkan adalah bromelin dan
papain sebagai bahan pengempuk daging. Enzim protease dapat digunakan sebagai
pelembut daging bagi daging yang liat supaya mudah dikunyah, dan membantu
menanggalkan kulit ikan dalam industri pengetinan ikan.
6) Enzim Papain
Manfaat utama papain adalah pelunak daging. Daging dari hewan tua dan bertekstur
bisa menjadi lunak. Pada pH, suhu, dan kemurnian papain tertentu daya pemecahan
protein yang dimiliki papain dapat diintensifkan lebih jauh menjadi kegiatan
hidrolisis protein.
Manfaat lainnya adalah bahan perenyah pada pembuatan kue kering seperti crackers,
bahan penggumpal susu pada pembuatan keju, bahan pelarut glatin, dan bahan
pencuci lensa. Buah pepaya juga menghasilkan pektin. Industri makanan dan
minuman telah menggunakan pektin sebagai bahan pemberi tekstur pada roti dan
keju, bahan pengental dan stabilizer pada minuman sari buah, bahan pokok
pembuatan jelly, jam, dan marmalade.
7) Amilase
Amilase merupakan enzim yang berfungsi untuk menghidrolis amilum (pati) menjadi
gula-gula sederhana seperti dekstrin dan glukosa. Enzim amilase digunakan untuk
menghidrolisis pati menjadi suatu produk yang larut dalam air serta mempunyai
berat molekul rendah yaitu glukosa. Enzim amilase dapat digunakan dalam proses
pembuatan biskuit, minuman beralkohol, dan pembuatan sirup glukosa. Namun, pada
umumnya amilase banyak digunakan pada industri minuman misalnya pembuatan High
Fructose Syrup (HFS). Enzim amilase dapat diproduksi oleh berbagai jenis
mikroorganisme terutama dari keluarga Bacillus, Psedomonas dan Clostridium.
Bakteri potensial yang akhir-akhir ini banyak digunakan untuk memproduksi enzim
amilase pada skala industri antara lain Bacillus licheniformis dan
B.stearothermophillus. Bahkan penggunaan B.stearothermophillus lebih disukai
karena mampu menghasilkan enzim yang bersifat termostabil sehingga dapat menekan
biaya produksi.
Enzim amilase juga dapat digunakan untuk menghilangkan kanji dalam buah-buahan
dan cocoa saat proses pengejusan buah-buahan dan coklat, dan sebagai bahan
tambahan dalam proses pencairan kanji sebelum penambahan malt dalam industri alkohol.
Pada industri pembuat pemanis misalnya, enzim amilase dan glucose isomerase
hipertermofilik akan sangat membantu proses pemecahan pati (starch) menjadi
oligomer lalu menjadi fruktusa atau glukosa dalam bentuk sirup. Proses ini
semua dilakukan pada suhu sangat tinggi dan ada pula proses pengadukan,
sehingga menuntut enzim yang mendegradasi pati atau mengubah gula oligomer
menjadi glukosa atau fruktosa harus sangat stabil dan aktif di suhu panas.
Dalam keperluan proses kontrol produksi makanan jadi atau olahan misalnya,
kadar pelezat asam dalam bentuk monosodium glutamate (MSG) sangat penting.
Karena kadar MSG yang berlebihan dapat menyebabkan gejala sakit kepala yang
dikenal dengan Chinese food syndrome.
8) Enzim Xylanase
Xilanase juga dapat digunakan untuk menghidrolisis xilan (hemiselulosa) menjadi
gula xilosa.
Xilan banyak diperoleh dari limbah pertanian dan industri makanan. Pengembangan
proses hidrolisis secara enzimatis merupakan prospek baru untuk penanganan
limbah hemiselulosa (Biely, 1985; Rani dan Nand, 1996; Beg et al., 2001). Gula
xilosa banyak digunakan untuk konsumsi penderita diabetes. Di Malaysia gula
xilosa banyak digunakan untuk campuran pasta gigi karena dapat berfungsi
memperkuat gusi, Van Paridon et al. 1992 telah melakukan penelitian pemanfaatan
xilanase untuk campuran makanan ayam boiler, dengan melihat pengaruhnya
terhadap berat yang dicapai dan efisiensi konversi makanan serta hubungannya
dengan viskositas pencernaan.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Bedford dan Classen (1992), yang melaporkan
bahwa campuran makanan ayam boiler dengan xilanase yang berasal dari T.
longibrachiatum ternyata mampu mengurangi viskositas pencernaan, sehingga
meningkatkan pencapaian berat dan efisiensi konversi makanan.
Xilanase dapat juga digunakan untuk menjernihkan juice, ekstraksi kopi, minyak
nabati, dan pati (Wong dan Saddler, 1993). Kombinasi dengan selulase dan
pektinase dapat untuk penjernihan juice dan likuifikasi buah dan sayuran (Beg
et al., 2001). Efisiensi xilanase dalam perbaikan kualitas roti yang telah
dilakukan, yaitu xilanase yang berasal dari Aspergillus niger var awamori yang
ditambahkan ke dalam adonan roti untuk menghasilkan kenaikan volume spesifik
roti dan untuk lebih meningkatkan kualitas roti maka perlu dilakukan kombinasi
penambahan amilase dan xilanase (Maat et al., 1992).
9) Enzim Selulase
Enzim selulase dapat digunakan untuk melembutkan sayur-sayuran dengan
mencernakan sebagian selulosa sayur itu, mengeluarkan kulit dari biji-bijian
seperti gandum, mengeluarkan agar-agar dari rumput laut dengan menguraikan
dinding sel daun rumput dan membebaskan agar-agar yang terkandung dalamnya.
V. Enzim Komersial dan Aplikasinya
Terkadang kita ingin membatasi tingkat aktivitas sebuah enzim yang ditambahkan
tetapi tidak bisa dengan mudah menonaktifkan enzim tanpa mempengaruhi makanan.
Salah satu cara untuk mencapai hal ini adalah dengan mengimobilisasi enzim
melalui perlekatan ke permukaan sebuah membran atau objek lembam (iner) lainnya
yang bersentuhan dengan makanan yang sedang diolah. Dengan cara ini, waktu
reaksi bisa diregulasi tanpa enzim menjadi bagian dari makanan. Enzim-enzim
yang diimobilisasi seperti ini sekarang digunakan untuk menghidrolisis laktosa
susu menjadi glukosa dan galaktosa, untuk mengisomerisasi glukosa dari starch
jagung menjadi fruktosa, dan pada berbagai proses makanan industri lainnya.
BAB III
KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Enzim merupakan katalisator protein yang mengatur kecepatan berlangsungnya
berbagai proses fisiologis. Sebagai katalisator, enzim ikut serta dalam reaksi
dan kembali ke keadaan semula bila reeaksi telah selesai.
2. Temperatur, pH, konsentrasi substrat, konsentrasi enzim, inhibitor mengubah
kecepatan reaksi yang dikatalisis enzim dengan implikasi yang penting.
3. Dalam industri makanan atau minuman enzim banyak digunakan untuk
menghasilkan atau meningkatkan kualitas dan keanekaragaman produk melalui mekanisme
fermentasi, peragian dan sejenisnya.
0 komentar:
Posting Komentar