SISTEM PENCERNAAN



SISTEM PENCERNAAN (tarctus digestivus) :

A.     ANATOMI SISTEM PENCERNAAN
-          Suatu Saluran muskulo membranosa yang terentang dari mulut sampai anus (berhubungan dengan kulit luar)
-          Fungsi : Tempat masuk-menggiling – mencerna dan menyerap makanan serta mengeluarkan buangannya yang berwujud padat.
-          Mengubah zat-zat hara makanan menjadi senyawa yang lebih sedehana untuk dapat diserap dan digunakan sebagai energi serta membangun senyawa-senyawa lain untuk kepentingan metabolism.
-          Potongan melintang (cross section) dinding, dari luar kedalam terdiri atas .
1.      . Peritonium visceral (sebagian besar saluran)
2.      - Epitel (Squamous terstrata)
3.      - Lamina propria (mukosa dan sub mukosa muskularis)
4.      – Otot-otot (bagian dalam sirkuler dan luar longitudinal)
5.      – Diafragma (arah kaudal)
-          Bagiannya terdiri atas : mulut – farinks – esophagus (pd ruminansia merupakan perut depan = forestomach) – perut glandular – usus halus – usus besar serta glandula aksesori (saliva,hati dan pankreas)
1.   MULUT :
-          Tempat menggiling(mastikasi) dan mencampur makanan dengan saliva (insalivasi} termasuk menggigit(prehensik) dan pembentukan bolus dengan adanya gigi, lidah, pipi, bibir dan otot penggerak rahang.
-          Gigi : Berdasarkan usia ada gigi susu dan gigi permanen(g.tetap)
-                   Berdasarkan fungsi
1.      Pemotong (gigi depan = gigi seri = Incisor = symbol I ) selanjutnya dikenal I1, I2, I3 dan I4
2.       Pengoyak (taring = gigi mata= g. gridle= g. tusk = g.tushes= Canine = symbol C ), kecuali hewan       ruminant dan kuda betina. Umumnya ada sepasang gigi taring  
3.      Penggiling - Graham depan =gigi pipi= Premolar = P. urutannya P1,P2,P3 dan P4 ;                                                                                                            Graham belakang = molar = M dengan urutannya M1, M2 dan M3
4.      Gigi susu symbol huruf D, sedangkan permanen tidak ada symbol huruf
Contoh Formula Gigi  untuk sapi  : Susu ---à   2 ( DI 0/4 DC 0/0 DP 3/3)
                                                          Tetap---à   2 (I 0/4  C 0/0 P 3/3 M 3/3)
Keterangan angka sebelum tanda  / rahang atas dan sesudah tanda / rahang bawah                                                        
-          Lidah: Suatu masa otot yang tertutup membrane mukosa . Sebelah rahang atas otot    hioglossus sebelah bawahnya otot stilogsus.     Pada sapi berfungsi sebagai organ prehensil (pengambil dan pemotong makanan) dan pengunyahan membentuk bolus makanan.
             Ditutupi oleh epitel dan tonjolan lendir yang berbentuk papila yang umumnya disebut filliform terutama pada permukaan dorsalnya. Ada 3 macam papila :
1. Papila filliform yang menyerupai rambut sehingga lida terasa lembut.
 2. Papila fungiform menyerupai jamur  mengandung taste bud (organ rasa) pada kuda, babi
     dan anjing
3. Papila  vallate (circumvallate) juga memiliki taste bud

-          Bibir berperan membantu pengambilan makanan,  pada sapi dan babi bersifat stiff (kaku) sehingga perannya adalah penutup mulut saja.Bibir luar tertutup kulit dan bagian dalamnya membrana mukosa. Pada sapi bibir atas membentuk bagian yang dinamakan planumnasolabial dan pada babi disebut planum rostrale, pada domba planum nasale

-          Pipi : suatu struktur muscular yang bagian dalamnya diselimuti oleh membrane mukosa.
         Berperan membantu lidah dalam menempatkan makanan diantara gigi-gigi pada saat 
         mengunyah.
-          Rahang; membantu gerakan menggiling. Ditutupi oleh otot-otot maseter, temporal dan pterogoid yang kuat.

2. TONSIL. Merupakan massa yang menyerupai jaringan limfoid. Pada manusia pembesaran tonsil faringeal disebut adenoid.
3. FARINKS. Merupan saluran umum untuk lewat makanan dan udara yang dilapisi oleh membrana mukosa dan dikelilingi oleh otot-otot yang berhubungan dengan mulut, hidung , telinga, esophagus  larinks justru ietu farinks dibagi atas bagian nasal, oval dan laringeal
Makanan masuk ke farinks dari mulut dan kemudian didorong masuk kedalam esophagus melalui kontraksi otot-otot faringeal.Selama periode ini larinks tertutup secara reflex. Jadi arus makanan dan udara arus melintas dalam farinks.
Dinding muscular farinks berhubungan dengan otot esophagus. Ketika menelan otot-otot stilofaringeus memperpendek otot parinks dan bagian selebihnya dari otot-otot faringeal dengan kontraksi yang berseri dari cranial ke kaudal mendorong bolus makanan dari farinks ke esophagus . Peristiwa keselak terjadi pada bagian ini.
4. OESOPHAGUS: Suatu kelanjutan langsung dari farinks, merupakan saluran muskular yang merentang dari farinks menuju ke kardia dari perut, persis pada posisi kaudal dari diafragma. Dinding muscular esofagus  terdiri dari 2 lapis yang saling melintas miring, kemudian spiral dan akhirnya membentuk suatu lapis sirkuler dalam.
5. PERUT/LAMBUNG : merupakan bagian lanjutan dari esofagus  yang strukur, bentuk dan fungsinya berbeda pada setiap macam hewan seperti Non Ruminansia, Ruminansia dan Unggas. Disini makanan akan mengalami pengancuran secara enzimatis, mekanis ataupun mikroba sesuai macam hewan tersebut diatas.
5a. Lambung Non Ruminansia :
Lambung terletak persis dibelakang sisi kiri diafragma. Secara eksterior perut terbagi atas  kardia (gerbang), fundus, badan dan  pylorus. Kardia dan pylorus merupakan spinter yang mengendalikan laju makanan menuju perut, letaknya cukup dekat satu sama lain, sehingga perut itu secara keseluruhan mengesankan berbentuk buah besar yang membengkak. Dekat kardia ada suatu tonjolan  yang disebut fundus. Kardia dikelilingi oleh suatu daerah yang disebut daerah esofangeal yang merupakan daerah epitel squamous berstrata.
Ada beberapa daerah lain dalam perut yang disebut : daerah glandula kardiak, daerah glandula fundik dan daerah glandula pilorik.
 Permukaan glandula pada perut diperluas beberapa kali dengan adanya lipatan-lipatan yang disebut gastric pit atau foveolae.
Glandula fundik berbentuk mulut dan beberapanya ada yang terbuka kearah kearah gastric pit yang sama.Disini ada sel-sel Zinogen yang menghasilkan pepsinogen yang akhirnya dipecah HCl menjadi pepsin. Pada kuda daerah esopageal cukup besar’ pada babi kecil dan pada anjing tidak ada. Daerah glandula kardiak cukup besar pada babi dan kecil saja pada kuda dan bagian selebihnya dari perut non-ruminasia terbagi antara daera-daerah glandula fundik dan pilorik.

5b. Lambung Ruminansia:
Diawali 3 bagian perut atau divertikula ( rumen, reticulum dan omasum) atau disebut juga perut depan (= forestomach atau proventrikulus), dimana makanan dibenamkan dan dicerna  oleh mikroorganisme sebelum bergerak ke saluran pencernaan berikutnya.
5b.1. RUMEN : Merupakan kantong muscular yang besar yang terentang dari diafragma menuju ke pelvis dan hamper menempati sisi kiri rongga abdominal. Rumen terbagi lagi menjadi kantong-kantong (dorsal dan ventral) oleh pilar-pilar muskuler yang dapat dikenal bila dipandang dari luar rumen.Kantong yang terbesar adalah kantong dorsal dan tumpang tindih dengan kantong ventral yang berlanjut dengan retikulum  pada lipatan  ruminoretikular yang yang memisahkan alas rumen dari alas reticulum
Membran mukosa yang menyelimuti rumen merupakan epitel squamous berstrata yang tak mengandung kelenjar.Bagian ventral dari semua kantong dalam rumen mempunyai banyak papilla yang panjangnya dapat mencapai 1 cm tetapi dibagian dorsal, papila hamper tidak ada sama sekali.
Dinding rumen terdiri dari 2 lapis otot halus yang bersambungan dengan esophagus, yang bergerak miring dan melintas dengan sudut siku-siku. Lapis superficial bergerak pada arah kaudal kranio serta menjembatani sebagian besar parit-parit ruminal. Membran mukosa parit esophagus  menyerupai reticulum pada bagian ventralnya dan rumen pada bagian dorsalnya.
5b.2. RETIKULUM : Bagian perut yang paling cranial yang diselaputi oleh membran mukosa yang mengandung intersecting ridge  yang membagi permukaan itu menjadi permukaan yang menyerupai sarang lebah atau handuk. Letaknya berdekatan dengan jantung dan bila tertelan benda logam akan tetap menetap disitu akan membahayakan jantung bila benda logam tersebut runcing atau tajam.
5b.3. OMASUM : Terletak sebelah kanan rumen dan reticulum persis pada posisi kaudal hati dan dan terisi penuh oleh lamina dengan papila yang meruncing yang tersusun sedemikian rupasehingga makanan digerakan dari orifisium retikulo- omasal diantara lamina dan menuju  ke orifisium omaso-abdomosal. Pada pertautan antara omasum dan abomasum terdapat suatu susunan lipatan membran  mukosa vela termninalia berperan sebagai katup pencegah bahan dari abomasum ke omasum.
5b.4. ABOMASUM ;  Atau perut sejati merupakan suatu bagian glandula yang pertama dari sistem pencernaan pada ruminansia.Terletak ventral omasum, dan kaudal kanan rumen.Mukosa yang menutupi epitel lambung pada abomasums berasal dari perubahan epitel squamosa berstrata menjadi epitel kolumnar sederhana yang membantu mencegah cairan-cairan pencernaan agar tidak mencerna sel-sel perut sendiri.
6.  USUS HALUS: Berdasarkan perbedaan structural histologist/mikroskopis usus halus terbagi atas 3 bagian ,yakni : duodenum, jejunum dan ileum.
6.1. Duodenum : Bagian pertama dari usus halus dekat dinding tubuh dan terikat pada mesenteri yang pendek yaitu mesoduodenum. Duktus (saluran) yangberasal dari hati dan pancreas masuk dan menyatu ke bagian pertama dari duodenum pada jarak yang pendek dibelakang pilorus.
6.2. Jejunum. Bermula dari pada posisi dimana mesentri mulai kelihatan memanjang . Jejunum dan ileum bersambung dengan batas yang tidak jelas. 
6.3. Bagian terakhir dari usus halus adalah ileum.Persambungannya dengan usus besar adalah pada osteum iliale.
7. USUS BESAR. Keragaman usus besar antar spesies lebih menonjol dibandingkan usus halus. Usus besar terdiri atas sekum yang merupakan kantung buntu dan kolon terdiri bagian naik, mendatar danturun. Bagian yang turun akan berakhir direktum dan anus.
7.1. Usus besar kuda.—Bentuknya seperti koma, terentang dari sisi kanan pelvic inlet ke dasar rongga perut persis dibelakang diafragma dekat kartilago Sifoid dari tulang sternum. Dasar sekum umumnya terletak pada bagian dorsal dari flank sebelah kanan dan dapat menonjol kea rah cranial sampai sejauh pertengahan tulang rusuk yang ke 15. Apek sekum terletak di atas bagian kaudal tulang dada.
Selanjutnya Rektum adalah bagian usus besar yang relatif lurus terletak pada rongga pelvis yang siap mengembang guna penampung kotoran.
Terakhir adalah Anus yang merupakan pertautan antara bagian terminal dari saluran pencernaan dengan kulit yang dikontrol oleh otot-otot spinter halus dan serat lintang.
7.2. Usus besar babi.—Menampilkan suatu susunan spiral berbentuk kerucut. Ketika kolon itu meninggalkan spiral akan melintas dan menyilang sebelah kiri sebagai kolon transversal dan kemudian berlanjut arah kaudal  sebagai kolon turun menuju rektum dan berakhir pada anus.
7.3. Usus besar Ruminansia.(Sapi, domba dan kambing)  terdiri atas sekum, kolon dan rektum.  Pertautan itu ditandai dengan masuknya ileum pada orifisium ileal. Terdiri atas kolon menurun yakni ansa spiralis dan kolon menaik yaitu ansa distalis yang menghubungkan ansa spiralis dengan kolon transversal menyilang dari kanan ke kiri dan berlanjut terus kea rah kaudal menuju rectum dan anus.

ALAT-ALAT TAMBAHAN PENCERNAAN (Organ aksesorieis pencernaan)
1.  Glandula Saliva (Kelenjer ludah).-- terdiri atas 3 pasangan – Parotid – mandibular dan sublingual  dan digolongkan menjadi 3 bagian yaitu: serosa( cairan jernih= whey), mukosa (kental dan campuran= tenacious) dan campuran.
Sekresi sel-sel mukosa bersifat basofilik (bewarna biru dengan pewarnaan biasa) seperti hematoksilin dan eosin (H dan E). Sitoplasma sel-sel serosa terutama granula sekretory yang memberikan warna merah, bersifat asidofilik.
2.   Pankreas.—Adalah suatu glandula tubule-alveolar yang terdiri atas bagian :  endokrin dan eksokrin.
1. Endokrin : Terdiri atas sel-sel pucat yang terisolasi yang tersebar dalam bentuk  jaringan ikat kelenjer yang disebut pulau-pulau Langerhans menghasilkan hormon insulin (sel beta) dan glucagon (sel alfa) yang masuk langsung ke peredaran darah.
2.  Eksokrin : Merupakan bagian utama pancreas terdiri atas saluran pancreas utama (saluran wirsung) dan saluran pancreas aksesori (saluran santorini) yang terbuka ke dalam duodenum dekat/bersama-sama  saluran empedu dari hati. Bersifat asidofilik terutama pada saat puasa.
3.    Hati.(Liver) – Terletak persis dibelakang diafragma  bagian kanan terutama dimana lambung mendorong bagian-bagian lain kea rah kanan. Cairan empedu keluar dari hati melalui saluran hepatikus yang menggabungkan saluran sistik dari kantong empedu membentuk saluran empedu umum yang menuju bagian pertama duodenum.
Cabang-cabang vena portal, cabang-cabang arteri hepatik dan saluran empedu yang kecil (kelompok trinitas portal=triad). Sinusoid diselaputi oleh sel-sel makrofag = sel kupffer yang berfungsi memakan bahan-bahan asing serta merontokan jaringan, termasuk sel-sel merah yang aus atau rusak dalam hati.
B . FAKTOR-FAKTOR FISIK PADA PENCERNAAN.
Berdasarkan jenis makanan yang dimakannya hewan dibagi atas 3 jenis :
1.      Hewan pemakan daging = Carnivora ----> anjing, kucing, harimau dan lain-lain.
2.      Hewan pemakan segala = Omnivora -----.> ayam, manusia, babi dan lain-lain
3.      Hewan pemakan tumbuhan/rumput= Herbivora ----à sapi, kerbau, kambing, kuda dan lain-lain
Herbivora: panjang usus lebih panjang dari hewan pemakan daging, dibagi atas
 a. Ruminansia seperti sapi, kerbau, sapi dan lain-lain
 : Hewan yang mempunyai lambung 4 bagian yaitu  rumen, retikulum, omasum dan abomasum . Proses pengunyahan terjadi 2 kali (memamah biak) sedangkan hewan lainnya hanya 1 kali saja.
Pencernaan makan adalah semua proses terjadi pada makanan yang masuk melalui mulut, lambung, usus dan keluar melalui anus.
Sistem gastrointestinal adalah sistem portal makanan (nutrisi, vitamin, mineral dan cairan) masuk ke dalam tubuh . Zat-zat protein, karbohidrat dan lemak dipecah menjadi unit-unit yang dapat diserap, terutama dalam usus halus. Hasil pencernaan berupa nutrisi, vitamin, mineral dan air menembus mukosa lambung dan usus kemudian masuk pembuluh halus darah.
Pencernaan bahan makanan merupakan suatu proses yang teratur memerlukan banyak kerja enzim-enzim pencernaan seperti dalam air ludah, kelenjer lambung, pancreas dan kelenjer usus yang dibantu asam khlorida (HCl) dan empedu yang dihasilkan hati.   
1. MULUT DAN OESOPHAGUS
            Dalam mulut makanan dicampur dengan air ludah dan didorong kedalam oesophagus . Gelombang peristaltik  oesophagus menggerakan makanan masuk lambung.
Prehensi dan Pengunyahanan.
Prehensi : Gerakan mengantarkan makanan masuk kedalam mulut disebut prehensi. Gigi, pipi (buccal) dan lidah (lingual)  digunakan sebagai alat/organ yang bersifat prehensilpada berbagai jenis ternak. Pipi seekor kuda, lidah pada seekor sapid an domba serta moncong pada babi dipergunakan secara ekstensif untuk menarik maknan.
Mengunyah = Mastikasi = Chewing. Suatu proses segera setelah prehensi. Ialah menghancurkan sebahagian besar makanan dan mencampurnya dengan air ludah. Kerja membasahi dan mencampur ini akan membantu pencernaan selanjutnya. Pengunyahan dengan bantuan gigi akan memotong makanan dari partikel-partikel besar menjadi partikel-partikel kecil dan dihancurkan. Partikel makanan yang besar dapat menimbulkan kontraksi otot-otot oesophagus dengan kuat yang sering menimbulkan rasa sakit. Jenis gigi, susunan rahang dan kebiasaan mengunyah bervariasi baik antar spesies ataupun jenis makanan yang dimakan .
Ada 3 macam  otot pada fungsi rahang
Fungsi membuka rahang dilakukan oleh otot-otot digastrikus dan sternomandibularis
Menutup rahang adalah otot-otot medial pterigoid, masseter dan temporal
Gerakan menggiling makanan oleh otot-otot lateral pteregoid
2. KELENJER SALIVA (Air Ludah)
Air ludah mengandung enzim pencernaan Ptyalin atau amylase saliva yang berfungsi merombak pati menjadi maltosa dan  dextrin. Jumlah air ludah yang dieksresikan setiap hari berkisar antara 1500 ml dan pH = 7,0.
·         Fungsi air ludah adalah :
Ø  mempermudah menelan,
Ø  mempertahankan mulut dan gigi tetap basah dan bersih,
Ø  sebagai pelarut zat-zat yang meransang test buds lidah
Ø  bekerja sebagai anti bakteri dan pH mulut tetap netral (+-7)
Bagi penderita yang kekurangan air ludah akan didapatkan frekwensi caries dentis yang lebih tinggi . Pada keadaan pH mulut tetep netral air ludah jenuh mengandung kalsium, sehingga gigi tidak kekurangan kalsium. Pada pH yang lebih asam  kalsium akan lebih banyak hilang dari gigi. Pada kelenjer ludah didapatkan enzim-enzim yang dihasilkan oleh sel-sel asiner  kemudian masuk ke saluran air ludah.
Sekresi air ludah : Makanan dalam mulut menyebabkan reflek sekresi air ludah dan menimbulkan ransangan terhadap serabut afferent vagus pada oesophagus yang berakhir pada lambung.
MENELAN .
Proses penelanan atau Deglutisi ada tiga tahap- 1. Bergeraknya makanan atau air melalui mulut - 2. Bergeraknya bahan ke dalam farinks dan 3. Bergeraknya bahan ke oesphagus sebelum masuk lambung/perut.
Tahap pertama dari proses menelan ini berada dibawah control kehendak. Setelah makanan dikunyah dan dicampur dengan saliva terbentuklah bolus yang ditempatkan pada permukaan atas lidah. Setelah itu lidah diangkat dan untuk menggerakan bolus menuju pharink Pada saat yang sama plat lunak diangkat untuk menutupi lubang hidung sebelah kaudal. Dasar lidah kemudian mendorong bolus masuk kedalam pharink.
Dengan masuknya bolus kedalam pharink akan terangsanglah reseptor tekanan pada dinding yang secara reflex akan memulai tahap berikutnya, yaitu bergeraknya bolus kedalam pharink. Pernafasan secara reflek dihambat dan larink secara reflek juga ditutup ditarik keatas dan kedepan. Dasar lidah melipat epiglottis pada bukaan laryngeal. Parink tersebut dipendekkan dan suatu gerakan peristaltik dari otot pharyngeal mendorong bolus masuk oesophagus.
Tahap ke tiga dari proses deglutisi terdiri dari reflex peristaltik dari oesophagus yang bermula dari adanya makanan didalam oesophagus. Peristaltik terdiri dari relaksasi dan kontraksi yang silih berganti dari cincin otot pada dinding bersamaan dengan kontraksi setempat atas otot-otot longitudinal disekitar bolus.
3. AKTIVITAS  LAMBUNG/PERUT
Makanan masuk kedalam perut akibat penting dari relaksasi kardia,  disimpan dan dan dicampur dengan asam yang dihasilkannya yaitu asam lambung dan mukos pepsin. Makanan ini dikeluarkan secara teratur dan terkendali dengan kecepatan yang tetap kedalam duodenum.Disini makanan dicernakan lebih lanjut dan sebagian diserap.
Mukosa lambung mengandung banyak kelenjer yang menghasilkan mucous. Pada kebanyakan spade daerah badan lambung dan di fundus mengandung kelenjer yang menghasilkan pepsin dan HCl. Ini meliputi hamper setengah dari daerah mukosa. Daerah pylorus yang mengandung kelenjer penghasil mucous memenuhi setengahnya lagi. Kelenjer Cardiac sangat kecil, merupakan kelenjer yang bersifat mucous, terletak sebagai pemisah antara oesophagus dan lambung.
Pada semua hewan didapatkan 2 macam sel kelenjer lambung yaitu :1.  body chief atau sel peptic yang menhasilkan enzim proteolitik dan ke 2. Sel parietal atau sel oxyntic yang menghasilkan HCl. Sel Parietal merupakan sel-sel yang besar bila diwarnai dengan eosin akan kelihatan terang dan intinya bulat di tengah-tengah.
Sel Peptik sebagian besar terletak dibahagian dasar dari kelenjer, bentuk sel ini tidak teratur dan mengandung granul pepsinogen  yang berkonsentrasi tinggi saat hewan dipuasakan. Pepsinigen merupakan zat dasr bagi pepsin. Aktivitas proteolitik optimum pada pH 2,0. Protein dirubah oleh getah lambung  lambung menjadi proteases dan peptons, campuran ini masuk ke usus halus untuk dihidrolisa lebih lanjut.
Mukous Membasahi makanan : HCl dihasilkan oleh kelenjer-kelenjer getah lambung yaitu Parietal sel yang menghasilkan asam ini terus menerus, tapi dalam jumlah (rate) yang berbeda-beda. Pada individu yang normal mukosa lambung tidak ter-iritasi atau tercerna oleh asam kuat ini.Zat-zat atau obat yang dapat mengganggu kehidupan bakteri yang menyebabkan berkurangnya pula asam lambung adalah Aspirin, etanol dan garam-garam empedu. Kadar elektrolit getah lambung berbeda-beda sesuai dengan kecepatan sekresi. Bila sekresi sedikit, maka kosentrasi Na+ akan menurun.
Sekresi Pepsinogen. Chief sel (sel peptic) menghasilkan Pepsinogen yang merupakan dasar untuk menjadi pepsin. Plasma darah juga mengandung pepsinogen akan menjadi aktif dalam keadaan asam pada pH 2,0. Pepsinogen yang berkemungkinan besar berasal dari darah, didapatkan dalam urine, yang dinamai uropepsinogen. Enzym penggumpal susu yang dinamai rennin juga mempunyai sifat proteolitik , didapatkan dalam getah lambung anak sapi, domba, babi dan bayi manusia. Renin ini dihasilkan dalam bentuk inaktif yaitu prorenin dan akan menjadi aktif dengan asam.
Enzim lain yang dihasilkan oleh sel peptic(chief sel) ialah gastric lipase yang merupakan tributirinase. Enzim ini menghidrolisis tributirin dan ada dalam konsentrasi rendah dalam getah lambung carnivore.
·         Fungsi Pepsinogen :  diantaranya adalah Proteolitik enzim

Sekresi Asam Chlorida (HCl) : Sel-sel Parietal menghasilkan asam chlorida yang terdapat dalam getah lambung vertebrata . Hal yang menarik ialah bahwa asam yang sangat keras  ini dihasilkan oleh sel hidup. Dalam mengumpulkan produksi dari sel parietal ini selalu tercampur dengan hasil sel lain. Dengan demikian sangat sulit mengetahui secara pasti komposisi dari asam lambung konstan dihasilkan dengan kecepatan berbeda ataukah jumlah yang berbeda dengan kecepatan yang sama. Konsentrasi ion Chlorida (Cl-) dalam plasma adalah 108 m.mol/L, sedangkan dalam getah lambung konsentrasinya adalh 170 m.mol/L.

·         Fungsi HCl : diantaranya adalah :
ü  Mengaktifkan kerja dari enzim pepsin
ü   menstimulir aktivitas otot-otot daging lambung
ü  Sebagai desinfectan utnuk membunuh bibit-bibit penyakit yang masuk bersama makanan
Pergerakan dan Pengosongan Lambung
Bila makanan masuk lambung maka lambung akan terangsang  secara reflek yang disebut receptive relation. Relation otot lambung ini dirangsang oleh pergerakan pharink dan oesophagus . Peristiwa ini diikuti oleh kontraksi peristaltik yang mencampurkan makanan dan menyemprotkan makanan ke dalam duodenum. dengan kecepatan yang teratur. Gelombang peristaltik paling nyata dibagian distal lambung bila berkembang dengan baik , gelombang mempunyai kecepatan 3x/menit. Sphinter pylorus mempunyai fungsi yang sedikit dan pengaturan pengosongan lambung.
Pengosongan lambung tetap normal bila pylorus dibiarkan terbuka atau dibuang dengan pembedahan. Antrum, pilorus dan duodenum bagian atas berfungsi sebagai suatu unit kerja.  Kontraksi antrum diikuti oleh serangkaian kontraksi daerah pilorus dan duodenum. Pada kontraksinya mendahului isi lambung yang terdepan mencegah yang pada masuk duodenum.
Isi lambung disemprotkan sedikit demi sedikit pada saat tertentu kedalam usus halus. Regurgitasi dari duodenum tidak terjadi, sebab kontraksi segmen pilorus agak sedikit lebih lama daripada kontraksi duodenum. Pencegahan regurgitasi juga dapat disebabkan karena perangsangan sekretin pada sphinter pilorus       
Lamanya makanan berada dalam lambung bervariasi tergantung jenis dan konsistensi makanan serta spesies hewannya. Makanan yang konsistensinya mendekati cair , semakin cepat pulalah makanan itu meninggalkan lambung. Lambung hewan karnivora dapat dikosongkan dalam beberapa jam saja, umumnya sebelum tiba waktu makan berikutnya.. Sebaliknya hewan-hewan lain memerlukan waktu yang lebih lama guna mengosongkan perutnya . Kuda dan babi membutuhkan sehari penuh (24 jam) agar perut menjadi kosong.
Gelombang lambat Lambung
Kontraksi peristaltik lambung dikoordinasikan oleh gelombang lambat lambung. Suatu gelombang dipolarisasi sel-sel otot polos yang berlangsung dari fundus ke pilorus lambung selama 20 detik, gelombang ini juga disebut irama listrik dasar (Basic Electric Rhythem= BER ). Ini merupakan fase awal untuk peristaltik antrum. Gelombang lambat berfungsi penting pada pengaturan pengosongan lambung dan mengkoordinasikan kontraksi otot polos usus halus dan kolon.
            Kontraksi Lapar
Otot lambung lambung jarang tidak aktif , segera setelah lambung kosong dimulai kontraksi peristaltik ringan dengan intensitas meningkat secara perlahan setelah beberapa jam. Kontraksi yang lebih hebat dapat dirasakan  sebagai sakit ringan.
Kontraksi lapar ini dihubungkan dengan kesan lapar dan merupakan factor penting untuk mengatur makan (nafsu makan)
           
Pengaturan sekresi dan gerak lambung
Gerak dan sekresi lambung diatur oleh mekanisme sistem syaraf dan khumoral (hormone-hormon dan enzim-enzim)., secara reflek otonom lokal, megikuti  sertakan neuron kolinergik dan impul syaraf pusat  (SSP) melalui nervus phagus.
Sekresi lambung akan meningkat oleh Asetilkholin yang dilepaskan pada ujung-ujung neuron postganglioner kolinergik dengan 2 cara
Ø  1. Bekerja langsung pada sel-sel dalam fundus untuk meningkatkan sekresi asam , sekretin dan sekresi gastrin. Dalam aktivitasnya sekresi asam gastrin dan asetilkholin saling kerja sama.
Ø  2. Perangsangan Nerves fagus pada dada dan leher meningkatkan sekresi asam dan pepsin.
Sekresi lambung dipengaruhi oleh pengaruh sefalik dan intestinal secara overlaping.
Ø  Pengaruh sefalik yakni melalui phagus yang menghubungkan respon yang timbul akibat aktivitas saraf pusat.
Ø  Pengaruh gastrik  terutama merupakan respon reflek local dan respon terhadap gastrin.
Ø  Pengaruh intestinal adalah reflek dan effek umpan balik hormonal sekresi lambung yang ditimbulkan mucosa usus halus.
Pengaruh sefalik :
            Adanya makanan dalam mulut secara reflek merangsang sekresi lambung. Serabut-serabut afferent reflex ini berada dalam nervus phagus yang menyebabkan kenaikan sekresi lambung . Pada manusia misalnya , penglihatan, penciuman dan memikir makanan dapat menaikan sekresi lambung. Kenaikan ini dapat dinaikan disebabkan karena reflek Conditioned yang dibawa waktu lahir.
Respon Emosi.
            Keadaan psikis jelas mempunyai effek pada sekresi dan pergerakkan lambung. Evek ini terutama melalui phagus. Diantaranya penyelidikan Aleuis st. Martin yang terkenal di Kanada dengan fistula lambung yang permanen akibat luka tembak. William Beamout melaporkan bahwa kemarahan dan permusuhan dihubungkan dengan turgor, hiperenia dan hipersekresi mucosa lambung. Observasi yang sama telah dilakukan pada penderita lain dengan fistula lambung..
Ketakutan dan depresi menurunkan sekresi lambung dan aliran darah menghambat pergerakan lambung.
Pengaruh Gastrik:
            Makanan dalam lambung mempercepat peningkatan sekresi lambungyang disebabkan oleh bentuk dan bau makanan dan adanya makanan dalam mulut. Reseptor-reseptor dalam dinding lambung dan mukosa member respon terhadap rangsangan kimia , terutam asam amino dan hasil-hasil pencernaan yang berhubungan. Serabut-serabut resptor masuk Pleksus meisiner, dimana terdapat badan    sel neuron reseptor. Serabut-serabut ini bergabung pada neuron postganglionic para simpatis, yang berakhir pada sel parietal dan merangsang sekresi asam . Respon asam yang ditimbulkan oleh reflex lokal dimana reflex seluruhnya berada dalam dinding lambung. Neuron-neuron desenden preganglionik phagus dari otak yang menghubungkan sekresi post sefalik.
Pengaruh Intestinal
            Ketika hasil-hasil pencernaan protein  lambung masuk duodenum, akan merangsang sekresi gastrin tambahan dari mukosa duodenum (Gastrin Intestinal). Akan tetapi lemak, karbohidrat dan asam-asam dalam duodenum menghambat sekresi asam lambung. Sekresi asam lambung meningkat setelah pembuangan sebahagian besar usus halus. Hipersekresi, jumlahnya sebanding dengan jumlah usus yang dibuang, disebabkan sebahagian karena pembuangan sumber hormon-hormon yang menhambat sekresi asam, suatu zat yang dinamakan Uregestor yang mempunyai effek penghambat pada lambung telah ditemukan dalam urine, asalnya tidak diketahui.
Pengaruh-pengaruh lain :
Kecepatan pengosongan lambung  kedalam duodenum tergantungpada jenis makanan yang dimakan. Makanan yang kaya karbohydrat meninggalkan lambung dalam beberapa jam. Makanan yang kaya protein meninggalkan lambung lebih lambat dan pengosongan paling lambat setelah makan makanan yang mengandung lemak dalam jumlah besar.
Hasil-hasil pencernaan protein dan ion hydrogen yang membasahi mukosa duodenum memulai pengurangan pergerakan  lambung perantaraan syaraf, refleksi enterogaestrk. Peregangan duodenum juga memulai refleksi ini. Pemotongan nervus phagus memperlambat pengosongan lambung.
Fungsi lain dari lambung.
            Selain untuk menyimpan makanan dan mengatur pengeluaran makanan kedalam duodenum, dengan adanya HCl akan membunuh banyak bakteri yang termakan, sel-sel parietal dalam mukosa lambung juga mensekresi faktor intrinsik, suatu zat yang diperlukan untuk absorpsi sianokobalamin (vitamin B12 ) dari usus halus.
Sianokobalamin adalah komplek vitamin yang mengandung kobal yang diperlukan untuk eritropoisis normal.. Absorpsi vitamin yang kurang menyebabkan anemia yang ditandai oleh bentuk sel darah merah primitif yang besar dalam aliran yang disebut  megaloblast  Absorpsi yang tidak cukup dapat disebabkan terutama karena penyakit usus halus yang disebabkan karena defisiensi faktor intrinsik setelah gastrektomi. Pada penderita anemia megaloblastik disebut anemia pernicious,terdapat faktor instrinsik yang disebabkan karena atropi idiopatik mukosa lambung.
Faktor instrinsik adalah suatu glikoprotein dengan berat molekul 60.000. Dalam usus sianokobalamin berikatan kuat dengan faktor instrinsik . Komplek faktor instrinsik  sianokobalamin kemudian berikatan dengan reseptor spesifik pada ileum, dan sianokobalamin dipindahkan melalui epitel usus.
LAMBUNG RUMINANSIA
a. Rumen dan retikulum :
dari seeskor sapi dewasa dalam keadaan normal menjalani suatu sekuen kontraksi yang sangat rumit, yang diulang pada berbagai frekuensi, sampai beberapa kali tiap menitnya.
Pertama-tama retikulum berkuntraksi tajam mendorong material cair menuju rumen. Kontraksi yang pertama  akan segera diikuti oleh kontraksi retikuler yang kedua. Pilar-pilar cranial dari rumen mulai berkontraksi sebelum berakhirnya kontraksi retikuler yang ke dua. Jadi banyak material yang mengalir potong kompas dari retikulum menuju ke kantung cranial dorsal rumen.
Kontraksi ruminal bermula dari pilar cranial, bergerak kebelakang sepanjang pilar longitudinal, pilar kaudal, pilar koroner dorsal, serta dinding rumen yang berdekatan dengan kantung dorsal. Pilar-pilar koroner ventral dari kantung ventral rumen berkontraksi setelah segera setelah kantung dorsal dan pilar-pilar yang bersangkutan mengalami relaksasi. Keseluruhan kontraksi rumen yang bermula dari pilar cranial, kemudian diulangi, sebelum retikulum berkontraksi lagi untuk memulai suatu siklus yang menyeluruh.
Kontraksi rumen dapat dirasakan dengan cara mendorong kepalan tangan ke daerah flank atas sebelah kiri (fossa paralumbar). Keadaan patologis pada rumen biasanya menyebabkan menurunnya kecxepatan atau bahkan kadang-kaadang menghentikan sama sekali pergerakan rumen.
Hyperglycemia (meningkatnya kadar gula darah) yang disebabkan injeksi glukoseyang menghambat aktivitas rumen. Hypoglycemia (menurunnya kadar gula darah) oleh injeksi insulin merangsang aktivitas rumen.
Ruminasi adalah proses memungkinkan seekor hewan merumput dan makan cepat dan kemudian mengunyahnya. Untuk terjadinya ruminasi akibat rangsangan dari sentuhan hijauan dengan retikulum  dan terutama kardia. Seekor sapi rata-rata melakukan ruminasi selama sekitar 8 jam sehari dengan penyebaran hampir merata. Satu siklus ruminasi berlangsung kira-kira 1 menit dan untuk regurgitasi dan penelanan kembali selama 3 – 4 detik.  Termasuk ruminasi ini adalah :
Ø  Regurgitasi  makanan (kembali kedalam mulut) yang terjadi waktu hewan dalam keadaan istirahat/berbaring.
Ø  Remastikasi ( pengunyahan kembali) dan
Ø  Reinsalivasi (pencampuran kembali dengan saliva).
Ø  Redeglutasi (penelanan kembali)
Regurgitasi adalah satu-satunya tahap dari ruminasi yang berbeda secara nyata dari mastikasi awal, insalivasi serta penelanan makanan. Regurgitasi didahului oleh kontraksi retikulum yang menyebabkan ingesta yang lebih berat masuk ke proksimitas kardia. Ini diikuti oleh segera oleh gerakan inspiratori dengan glotis yang tertutup. Tekanan negatif oleh rongga dada  oleh gerakan itu diteruskan ke oesophagus yang dindingnya relative tipis, sehingga oesophagus thoraksis dan kardia mengalami dilatasi. Tekanan yang lebih rendah dalam oesophagus apabila dibandingkan dengan didalam rumen menyebabkan sejumlah material (ingesta semi cair) menuju kardia dan  ke oesophagus yang kemudian sampai ke mulut dimana air yang berlebihan ditelan lagi.  Kecepatan regurgitasi diperankan utama oleh otot serat lintang untuk menghasilkan daya dorong dengan peranan kecil dari  kontraksi parit oesophageal antara kardia dan orifisium retikulo omasal, rumen, retikulum serta otot-otot abdominal.
Remastikasi. ( pengunyahan kembali). Terjadi secara lebih santai dibandingkan pengunyahan inisial. Setelah regurgitasi dan remastikasi akan terbentuk bolus. Bolus-bolus ini masuk kedalam  rumen.
Oesophageal Ruminansia muda: (Penutupan Parit Retikuler). Berperan air susu berjalan potong kompas tanpa melalui rumen dan retikulum, tetapi melalui parit omasal langsung ke abomasum. Anak sapi yang minum susu dari ember kelihatan perutnya agak membesar karena susu masuk rumen dan untuk menghindarinya dipakai ember yang memakai nipel (dot)  Setelah penyapihan akan terbentuk pola haus dimana sebahagian besar cairan yang diminum dari bak yang terbuka akan masuk ke rumen dan retikulum dibandingkan dengan pola menyusu  terjadi penutupan secara reflek parit retikuler. Stimulus agar terjadinya reflek ini terdapat pada pharink.
            Pada anak sapi dibawah 2 tahun mempercepat penutupan secara reflek atas parit retikulear dapat dilakukan dengan menggunakan garam Na, pada anak domba (8 detik) dengan perak sulfat . Biasanya parit itu tetap tertutup dalam waktu 1 sampai 11 detik.
Pada akhirnya bahan makanan yang telah cukup lama direndam dan telah menjadi halus akan mengalir melalui orifisium retikulo omasal atau langsung abomasal lewat parit omasal dan berhenti di omasum guna prosesing lebih lanjut.
b. Omasum : Hampir selalu penuh dengan bahan hijauan yang agak kering. Adanya bentuk-bentuk lembaran omasal dengan papila-papila yang mempunyai kesan bahwa disitu merupakan alat semacam gilingan. Kontraksi peristaltik akan memeras cairan sehingga meninggalkan ingesta, menggiling serta mendesaknya masyk ke abomasum.
c. Abomasum : Pergerakan abomasum menyerupai  pergerakan seperti yang dikemukakan pada perut sederhana. Aktifitas didaerah fundus hanya terbatas. Kontraksi pada bagian badan lebih nampak dan gelombang peristaltik nampak pada bagian pilorik. Aktivitas abomasums sampai batas tertentu pada isi duodenum. Aktivitas abomasums dihambat oleh HCl lemah serta emulsi lemak, akan tetapi aktivitas tersebut dirangsang oleh larutan garam hipertonik serta proses pengosongan dari duodenum.
4. USUS HALUS :
            Pergerakkan pada usus halus, baik hewan ruminansia maupun nonruminansia pada dasarnya sama saja. Disini ada 3 macam pergerakan :
Ø  1. Pergerakan reflex.
Ø  2. Segmentasi ritmik.
Ø  3. Peristalsis.
1. Pergerakan reflex. Pergerakan reflex usus halus dimulai dari rangsangan yang ditimbulkan oleh benda atau bahan-bahan yang ada dalam lumen, yang mendesak dinding usus . Pergerakan usus tersebut tidak hanya akan mendorong ingesta melaju ke dalam saluran pencernaan, akan tetapi juga mencampunya dengan cairan pencernaan, membuat kontak dengan dinding usus dan vili agar terjadi penyerapan dan membantu sirkulasi darah serta limfa.
2.  Segmentasi ritmik adalah suatu jenis gerakan intestinal yang tidak menggeserkan ingesta menyusuri saluran, tetapi hanyalah mencampurkannya saja.  Kontraksi intermiten dariserabut-serabut otot sirkulai membagi ingesta menjadi segmen-segmen yang menyerupai bola. Dalam beberapa detik kemudian suatu seri kontraksi terjadi dalam serabut –serabut otot dekat pertengahan  tiap-tiap segmen, membagi bola itu menjadi dua dan kemudian mempersatukan tengahan bola yang berdekatan untuk membentuk segmen baru.
3.  Peristalsis.  Pergerakan-pergerakan yang cendrung mendorong ingesta di sepanjang usus halus pada arah menuju anus.  Ini merupakan sifat inheren dari suatu saluran otot polos dan yang dalam keadaan normal ditimbulkan oleh adanya distensi. Adanya bahan dalam usus, merangsang adanya kontraksi pada serabut-serabut otot sirkular pada daerah depan (pada sebelah atau jurusan oral), serta relaksasi serabut-serabut otot yang terjadi dibelakangnya.
Gelomang peristaltik (apakah hanya oleh kontraksi atau oleh kontraksi dan relaksasi) merambat sepanjang usus halus dengan kecepatan antara 1,25 – 2,5 cm tiap menitnya.Arah yang normal dari peristalsis adalah jurusan oral menuju aboral atau dari pilorus menuju pertautan ileosekal.  Peristalsis yang bergerak sebaliknya disebut anti peristalsis, bergerak dari jurusan aboral menuju ke oral, tapi tidak seberapa resultan seluruhnya tetap ke jurusan aboral.
5. USUS BESAR .
            Pergerakan kolon pada umumnya , lamban, tapi masih juga propulsive serta untuk pencampuran bahan. Seperti halnya pergerakan segmentasi (pencampuran) yang terjadi di dalam usus halus, konstriksi sirkular terjadi dalam usus besar. Gabungan kontraksi dari otot polos linear dan sirkular pada berbagai posisi disepanjang kolon menimbulkan bulging kedalam kantung-kantung yang disebut haustrasi atau sakulasi yang berlangsung sekitar 90 detik kemudian terjadi pada titik lain , bergerak sedemikian rupa hingga membalik-balikan dan mencampur isinya, serta meningkatkan absorpsi karena meningkatnya kontak dengan mukosa. Gelombang peristaltik yang lambat  yang khas dari usus halus  hampir tidak ada di dalam usus besar. Sebagai gantinya  pergerakan massa mendorong isi usus besar menuju ke anus. Pergerakan-pergerakan massa tersebut umumnya hanya terjadi beberapa kali dalam sehari. Pergerakan tersebut dimulai dari titik yang terletak di kolon yang mengalami distensi atau stimulasi.Dengan suatu kontraksi yang bergerak kearah distal mendorong isi dari seluruh segmen en masse turun kearah kolon. Pergerakan  massa semacam dapat terjadi pada semua kolon dan tatkala mendorong massa feses ke dalam rektum dan merentangkannya, tersentaklah refleksi untuk defekasi. 







           

           
           






0 komentar:

Posting Komentar

More

Whats Hot